Selamat
datang di catatan ketiga perjalananku mewujudkan mimpi! mwuehehehek. Di bagian ini aku bakal
cerita pengalamanku mengkuti tes tulis monbukagakusho, kemarin siang yang
kebetulan aku ikut serta di Surabaya yang karena aku memang orang Surabaya dan
tempat pelaksanaannya adalah di Fakultas Ilmu Budaya Kampus B Universitas
Airlangga, yang kebetulan, dulu kampus ini lah yang aku idam-idamkan sastra
jepangnya sejak pertama kali datang ke event tahunan mereka yaitu Japanese
World. Tapi rejeki berkata lain, hahaha.
Nah,
Karena sudah biasa kesini, jadi nggak bingung lagi mau parkir dimana, gedung
fakultasnya dimana, udah kayak bener-bener hafal aja. Begitu parkir langung masuk langsung naik ke
lantai 3. Oh, sebelumnya waktu berangkat sempet panik juga. Jadi ceritanya,
malam sebelumnya aku pesen waist bag uchihanya kizaruanimanga, dan
pembayarannya 1x24 jam. Sebenernya
gampang aja kan, tinggal ke atm dan transfer. But too bad! Saldo ku habis… jadi
terpaksa harus ngisi dulu deh baru transfer. Dan waktu mau ngisi, ternyata
antrinya panjaaang. Mampus. Mau
nggak mau ngantri deh. Sebenernya aku berangkat jam setengah 11. Perkiraan perjalanan
sekitar satu jam, jadinya bakalan sampek di unair jam setengah 12an. Tapi
ternyata... harus antri setengah jam buat transfer doaaang!!
Tapi
perkiraan waktu masih ada. Urusan waist
bag selesai tepat pukul 11. Yang artinya bakal sampek unair jam 12. Masih ada
waktu! Dan ternyataaaaa ban motorku gembos. Terlalu gembos untuk dibuat
goncengan sama kembaranku. Untung di deket situ ada tukang tambal ban. Di pumpa aja lah bentar langsung cuusss Ke
Kampus B Unair.
Karena
Excited sama program Monbukagakusho, dan sempet lihat majalahnya juga di
perpustakaan smp dulu, jadinya aku dan
kembaranku mulai berpikiran yang aneh aneh, seperti; nanti ada bannernya nggak
ya? Ada tulisan monbu nya nggak ya? Pengen foto biar ada kenang-kenangan!
Begitulah tingkah polos kami. Hm!
Kembali
ke cerita utama, setibanya di lantai 3 Fakultas Ilmu budaya, terlihat beberapa
peserta juga sudah menunggu dimulainya registrasi ujian. Jadi jadwalnya adalah
sebagai berikut:
1. 12.45-13.15 Registrasi2. 13.15-13.30 Penjelasan3. 13.35-14.35 Ujian Matematika4. 14.45-15.45 Ujian Bahasa Inggris
Berhubung
aku dateng pas jam 12, jadi masih ada waktu sekitar 45 menit buat santai habis
perjalanan jauh. DISINILAH YANG AKU SESALKAN. Kenapa? Akan dibahas setelah
ujian mulai. Yah, lebih milih santai karena aku nggak mau stress duluan lihat
soal-soal tahun lalu yang kebanyakan nggak bisa tak kerjakan, khususnya
matematika. Jadinya lebih milih guyonan cekikikan disana. Dan sepertinya
suaraku paling keras diantara mereka-mereka yang diam dengan buku pelajarann
dan soal-soal latihan.
Setelah ditunggu-tunggu, Registrasi pun
dimulai. Semua langsung otomatis baris gitu, keren. Nggak tau kenapa, menurut
apa yang aku lihat, kebanyakan yang ikut ujian monbu ini adalah orang-orang
yang.... yah bisa dibilang dewasa, tahu sopan santun, dan memikirkan masa
depannya dengan serius. Beda sama mereka-mereka yang ikut ujian berebut bangku
kuliah di Indonesia yang kebanyakan didasari oleh gengsi dan status sosial.
Sedikit aku belokkan lagi ya topiknya.
Seperti yang kubilang di artikel sebelumnya, Aku sudah keterima kuliah di Prodi
S1 Pendidikan Tata Boga Universitas Negeri Surabaya. Banyak orang ngucapin
selamat karena menurut mereka aku sudah berhasil, dan kebanyakan dari mereka
ikut seneng dan bangga. Ya nggak bisa dipungkiri juga, aku juga seneng dan
bangga akhirnya apa yang ku tuju benar-benar kuraih. Tapi aku tetep akan kukuh ngejar D2 Cooking Monbukagakusho. Buat
orang awam mungkin ini hal yang bodoh ya.
Akupun begitu, waktu selesai tes tulis
ini, sempet ngerasa eman banget sudah dapat S1, tapi masih berjuang buat D2.
Mana konsekuensi nya bila semua ujian beasiswa ini bener-bener lancar sampai
aku bener bener fix berangkat ke Jepang ( Amiiiiin ;w;), aku harus ninggalin
kuliah S1 ku di Unesa. Sempet goyang, beneran sempet goyang. Sampe aku minta
pencerahan sama Sensei ku waktu masih di SMK, lewat BBM. Isi percakapannya
seperti ini: (A untuk Aku, S untuk Sensei), dan ceritanya sensei ku ini dulunya
juga ikut monbukagakusho dan berangkat.
A: Sensei, mau tanya. Kan ternyata saya kemarin keterima di Pend. Tata Boga Unesa. Terus kalau misalnya monbu saya lolos sampek fix berangkat gimana? Apa saya harus ninggal yang di unesa?S: Iya, kamu harus ninggalkan yang Unesa. Kesempatan ke Jepang itu kamu menyingkirkan ribuan orang. Jadi kamu harus milih yang ke JepangA: Waaah..... Sbmptn juga ribuan orang, Sensei. Sebenernya sayang juga ninggal S1, kalau beneran jadi berangkat. Tapi kalau di pikir-pikir lagi, Monbu itu ribuannya juga dari luar negeri ya sensei...S: Ya, betul. Untuk di Jepang aja kalau kamu biaya sendiri per semester itu bisa sampai 50 juta. Terus biaya hidup perbulan minimal 10 juta. Pesawat PP sudah diatas 10 juta. Kalau naik JAL segitu nggak boleh. Coba di pikirkan, Pengalaman juga jauh beda karena jauh dengan orang tua. Pasti lebih mandiri, Level bukan Nasional tapi Internasional, kalau aku nggak kepikiran kalau di Indonesia. Kapanpun kamu bisa tempuh kalau di Indonesia. Tapi kesempatan di Jepang nilai kamu pasti Plus. Gimana tadi Ujiannya? Bisa? Kemandirian, Level Internasional, Bahasa Jepang, itu nilai plusnya. Bisa juga kamu coba kerja di sana bila lulus. Uang bisa di save untuk masa depan dan modal bila kamu mau kerja walau mungkin hanya dua tahun. Bisa juga transfer ke S1. Terserah mau pilih yang mana.A: Hmm, Bener juga sensei, jadi lebih yakin milih ke Jepang Sekarang. Ujiannya tadi lumayan sensei, Matematikanya sebenernya lebih gampang dari tahun lalu, Cuma gara-gara aku belajarnya lompat lompat biar rata jadinya ada yang lupa, ada yang asal ketemu jawabannya aja, tapi tetep tak isi hahaha. Kalau bahasa inggrisnya sih lancar Alhamdulillah sensei. Temen-temen di grup peserta monbu tahun ini juga bilang sama.S: Group peserta bilang gitu tapi kamu nggak tau level mereka lo, Jadi banyak doa aja.A: Iya senseei, Pastiii. Amiin.S: Besar harapan saya kamu bisa ke sana. Pengumumannya kapan? Aku dikabari yaaA: Amiin, Ya Allah :’). Tanggal 5 Agustus, Senseii nanti pasti saya kabariiS: Semoga Ya Alloh. Amin. Kamu akan punya pikiran beda bila disana. Karena kamu akan kumpul banyak orang dari berbagai negara. Senangnya itu ndak bisa di omong. Karena Spp Gratis. Dapet uang bulanan lagi.A: Iya senseiii *w* Nanti kalau ada apa-apa saya Tanya sensei lagi yaaaS: Silahkan Kapanpun.
Setelah
percakapan sangar ini, aku jadi lebih mantep buat memperjuangkan beasiswa ini. Mungkin
aku lupa kalau bisa sampek di jepang, entah itu untuk kuliah atau untuk kerja,
adalah mimpiku dari kecil. Jadi aku harus percaya sama mimpi ku kalau aku mau
mimpi itu terwujud. Sempet baca postingan di timeline Line juga, kalau jaman
sekarang itu seharusnya nggak berpacu pada gengsi harus gelar S1, atau
kuliah/sekolah di tempat favorit. Kalau ujung-ujungnya pengangguran dan nggak
berperan banyak dan positif dalam pembangunan Indonesia. Kuliah itu bukan lagi ajang pencarian Gelar.
Jaman sekarang gelar ngga ada jaminannya. Ilmu dan Pengalaman, itulah point yang lebih penting. Ibarat percuma
nilai bagus, percuma hasil bagus, tapi kita lupa point penting dalam prosesnya.
Kita lebih mentingin hasil yang bagus dari pada ilmu yang di dapet waktu “proses”.
Mamaku juga bilang, yang penting itu Ilmu, kalau kamu sudah dapat ilmunya,
tinggal bagaimana kamu menerapkan. Pada saat pelamaran kerja pun, nggak jadi
jaminan Gelar itu kalau nggak punya Ilmu dan pengalaman. Bahkan waktu sama-sama
interview pekerjaan misalnya, bisa aja S1 yang belum pengalaman kerja itu kalah
sama anak SMK yang sudah pernah magang. See? Ini bukan jamannya lagi jadi Sarjana
terus ngelamar jadi PNS. Sekarang jamannya Entrepreneur. Dimana sukses karena usaha
sendiri lebih membanggakan dan menjanjikan daripada mengandalkan PNS yang
mungkin yang kalian kejar hanya pensiunannya. Yah, tapi kembali ke pandangan masing-masing
orang mengenai ini. Kalau aku, ya seperti ini didikanku.
Oke kembali ke topik. Setelah Registrasi, perserta
yang tadinya nunggu diluar dibagi menjadi dua ruangan, dan yang dipake
adalah ruang herodotus (kalau nggak
salah nama) dan ruang Prapanca, dan as I expected, aku dan kembaranku berada di
satu ruangan. Satu ruangan juga
sama perserta dari luar surabaya yang aku kenal lewat line, hehee Ragil
namanya. Begitu dijelaskan peraturannya, soal matematika dibagikan. Dan nggak
tau kenapa, reaksi pertamaku begitu buka soalnya adalah ketawa. Nggak ketawa juga sih, aku senyum, dan
ketawa dalam hati.
Aneh ya, tapi aku suka ngerasa Excited sendiri
lihat soal-soal tes yang aku pelajari dengan serius. Sama kayak waktu aku ikut
JLPT, dan SBMPTN.
Tapi
ini beneran lucu. Aku ngerasa seneng,
excited, tapi aku belum tau bisa jawab semuanya apa nggak. Karena seperti yang
aku bilang ke senseiku tadi, soal ini lebih gampang daripada soal-soal latihan
tahun lalu. Begitu dibagi masih belum boleh ngerjain. Tapi aku sudah pengen
banget ngerjain soal ini. Walaupu akhirnya yang nggak tak jawab lumayan banyak
juga. Walaupun akhirnya ketika satu jam berlalu kepalaku panas juga, ngerasa
pusing juga. Tapi yang terpenting, aku sudah mengerahkan semua yang sudah aku
siapkan 10 hari sebelum tes tulis ini. Sisanya tinggal doa. Fyi, kita dikasih
kertas hvs putih untuk coret-coretan. Tapi coret-coretan itu juga dikumpulkan.
Tapi
ada satu yang bikin aku mikir, “Nggak
bisa ta kembali ke waktu 30 menit sebelum ujian?“. Ya, DISINILAH YANG AKU
SESALKAN. Di waktu ngerjain itu aku terus terusan mikir, kenapa tadi aku nggak
ngereview soal-soal latihan dulu, kenapa nggak baca-baca dulu meskipun Cuma sekedar
lihat. Kenapa? NO. 3 INI TIPE SOAL
PARABOLA, TAPI SEHARUSNYA INI SOAL GAMPANG. SERIUSAN. DAN AKU LUPA. BENER-BENER LUPA. AKU INGET, TAPI
AKU NGGAK TAU YANG TAK INGET INI BENER APA NGGAK. Makannya.... sekedar nasihat
buat yang mau tes tulis monbukagakusho... berdasarkan pengalaman saya....
semales apapun kalian lihat soal
latihan, se siap apapun kalian, di bacalah dikit dikit sebelum ujian mulai. Dariku
yang berakhir menyesal. #slapped
Baiklah, menyesal selalu muncul di belakang,
and we can do nothing about it but to keep going, right? Akhirnya aku berusaha
melupakan itu semua dan berpasrah aja gimana hasilnya. Karena daripada
dipikirin terus, lebih baik aku memaksimalkan nilai bahasa inggris, yang
menurutku, lebih aku kuasai daripada matematika.
Jadi, setelah ujian
matematika selesai, kita dikasih waktu sekitar 10 menit buat ke toilet. Tapi
aku sama sekali nggak ada keinginan buat ke toilet. Jadinya, 10 menit kemudian,
soal bahasa inggris di bagikan. Aku
duduk di pojok kiri depan, jadinya tiap pembagian soal aku selalu dapet pertama.
Begitu dikasih soalnya, langsung aku buka. Dan excited seperti biasanya. Apalagi
bahasa inggris. Langsung sikat.
Untuk ujian bahasa inggris kali ini ada yang beda.
Kalau di 3 tahun sebelumnya itu ada bagian arranging sentence, tahun ini beda. Jadi nanti kita disediakan satu paragraph atau
bahkan satu artikel, dimana banyak missing words. Kira kira ada 10 missing
words kalau nggak salah. Entahlah, cukup banyak pokoknya, cukup bikin otak
kebolak balik. Tapi pada dasarnya sama, Arranging. Seperti yang diperkirakan,
semua soal kejawab sebelum waktu habis, jadi
ada waktu buat nganggur-nganggur gitu. Tapi beneran deh, punggung ku
tiba-tiba pegel.
Setelah waktu habis,
semua soal dan jawaban diambil oleh pihak panitia. Kemudian panitia mengumumkan
bahwa hasil tes tulis bisa dilihat di website kedubes tanggal 5 Agustus 2015
Setelah jam makan siang. Dan setelahnya,
Ujian dinyatakan selesai dan semua peserta bubar.
Lega banget semuanya
sudah selesai. Paling nggak setelah ini relax sebentar lah. Setelah ujian
selesai aku nggak langsung pulang, tapi aku duduk-duduk di joglo yang ada di
depan FIB Unair. Lumayan ada colokan buat nge-charge hape. Sekalian nunggu jam
5 terus ke milkme buka puasa disana. Dan sudah pasti, aku ngecek group line. Dan kebanyakan dari mereka berpendapat
sama mengenai tes tulis kali ini. Tapi yang bikin aku ketawa adalah kebanyakan
dari meraka bilang. Habis ini ngapain? Tidur aja. Nanti bangun tanggal 5
agustus. Hahaha
Well, segini dulu, sampai jumpa tanggal 5 atau
6 Agustus!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar