Sabtu, 11 Juli 2015

Fighting for my dreams! [Part 3]



            Selamat datang di catatan ketiga perjalananku mewujudkan mimpi! mwuehehehek. Di bagian ini aku bakal cerita pengalamanku mengkuti tes tulis monbukagakusho, kemarin siang yang kebetulan aku ikut serta di Surabaya yang karena aku memang orang Surabaya dan tempat pelaksanaannya adalah di Fakultas Ilmu Budaya Kampus B Universitas Airlangga, yang kebetulan, dulu kampus ini lah yang aku idam-idamkan sastra jepangnya sejak pertama kali datang ke event tahunan mereka yaitu Japanese World. Tapi rejeki berkata lain, hahaha.
            Nah, Karena sudah biasa kesini, jadi nggak bingung lagi mau parkir dimana, gedung fakultasnya dimana, udah kayak bener-bener hafal aja. Begitu parkir langung masuk langsung naik ke lantai 3. Oh, sebelumnya waktu berangkat sempet panik juga. Jadi ceritanya, malam sebelumnya aku pesen waist bag uchihanya kizaruanimanga, dan pembayarannya 1x24 jam. Sebenernya gampang aja kan, tinggal ke atm dan transfer. But too bad! Saldo ku habis… jadi terpaksa harus ngisi dulu deh baru transfer. Dan waktu mau ngisi, ternyata antrinya panjaaang. Mampus. Mau nggak mau ngantri deh. Sebenernya aku berangkat jam setengah 11. Perkiraan perjalanan sekitar satu jam, jadinya bakalan sampek di unair jam setengah 12an. Tapi ternyata... harus antri setengah jam buat transfer doaaang!!
            Tapi perkiraan waktu masih ada. Urusan waist bag selesai tepat pukul 11. Yang artinya bakal sampek unair jam 12. Masih ada waktu! Dan ternyataaaaa ban motorku gembos. Terlalu gembos untuk dibuat goncengan sama kembaranku. Untung di deket situ ada tukang tambal ban. Di pumpa aja lah bentar langsung cuusss Ke Kampus B Unair.
            Karena Excited sama program Monbukagakusho, dan sempet lihat majalahnya juga di perpustakaan smp dulu,  jadinya aku dan kembaranku mulai berpikiran yang aneh aneh, seperti; nanti ada bannernya nggak ya? Ada tulisan monbu nya nggak ya? Pengen foto biar ada kenang-kenangan! Begitulah tingkah polos kami. Hm!
            Kembali ke cerita utama, setibanya di lantai 3 Fakultas Ilmu budaya, terlihat beberapa peserta juga sudah menunggu dimulainya registrasi ujian. Jadi jadwalnya adalah sebagai berikut:
1.      12.45-13.15     Registrasi
2.      13.15-13.30     Penjelasan
3.      13.35-14.35     Ujian Matematika
4.      14.45-15.45     Ujian Bahasa Inggris

            Berhubung aku dateng pas jam 12, jadi masih ada waktu sekitar 45 menit buat santai habis perjalanan jauh. DISINILAH YANG AKU SESALKAN. Kenapa? Akan dibahas setelah ujian mulai. Yah, lebih milih santai karena aku nggak mau stress duluan lihat soal-soal tahun lalu yang kebanyakan nggak bisa tak kerjakan, khususnya matematika. Jadinya lebih milih guyonan cekikikan disana. Dan sepertinya suaraku paling keras diantara mereka-mereka yang diam dengan buku pelajarann dan soal-soal latihan.
Setelah ditunggu-tunggu, Registrasi pun dimulai. Semua langsung otomatis baris gitu, keren. Nggak tau kenapa, menurut apa yang aku lihat, kebanyakan yang ikut ujian monbu ini adalah orang-orang yang.... yah bisa dibilang dewasa, tahu sopan santun, dan memikirkan masa depannya dengan serius. Beda sama mereka-mereka yang ikut ujian berebut bangku kuliah di Indonesia yang kebanyakan didasari oleh gengsi dan status sosial.

Sedikit aku belokkan lagi ya topiknya. Seperti yang kubilang di artikel sebelumnya, Aku sudah keterima kuliah di Prodi S1 Pendidikan Tata Boga Universitas Negeri Surabaya. Banyak orang ngucapin selamat karena menurut mereka aku sudah berhasil, dan kebanyakan dari mereka ikut seneng dan bangga. Ya nggak bisa dipungkiri juga, aku juga seneng dan bangga akhirnya apa yang ku tuju benar-benar kuraih. Tapi aku tetep akan  kukuh ngejar D2 Cooking Monbukagakusho. Buat orang awam mungkin ini hal yang bodoh ya.

Akupun begitu, waktu selesai tes tulis ini, sempet ngerasa eman banget sudah dapat S1, tapi masih berjuang buat D2. Mana konsekuensi nya bila semua ujian beasiswa ini bener-bener lancar sampai aku bener bener fix berangkat ke Jepang ( Amiiiiin ;w;), aku harus ninggalin kuliah S1 ku di Unesa. Sempet goyang, beneran sempet goyang. Sampe aku minta pencerahan sama Sensei ku waktu masih di SMK, lewat BBM. Isi percakapannya seperti ini: (A untuk Aku, S untuk Sensei), dan ceritanya sensei ku ini dulunya juga ikut monbukagakusho dan berangkat.

A: Sensei, mau tanya. Kan ternyata saya kemarin keterima di Pend. Tata Boga Unesa. Terus kalau misalnya monbu saya lolos sampek fix berangkat gimana? Apa saya harus ninggal yang di unesa?
S: Iya, kamu harus ninggalkan yang Unesa. Kesempatan ke Jepang itu kamu menyingkirkan ribuan orang. Jadi kamu harus milih yang ke Jepang
A: Waaah..... Sbmptn juga ribuan orang, Sensei. Sebenernya sayang juga ninggal S1, kalau beneran jadi berangkat. Tapi kalau di pikir-pikir lagi, Monbu itu ribuannya juga dari luar negeri ya sensei...
S: Ya, betul. Untuk di Jepang aja kalau kamu biaya sendiri per semester  itu bisa sampai 50 juta. Terus biaya hidup perbulan minimal 10 juta. Pesawat PP sudah diatas 10 juta. Kalau naik JAL segitu nggak boleh. Coba di pikirkan, Pengalaman juga jauh beda karena jauh dengan orang tua. Pasti lebih mandiri, Level bukan  Nasional tapi Internasional, kalau aku nggak kepikiran kalau di Indonesia. Kapanpun kamu bisa tempuh kalau di Indonesia. Tapi kesempatan di Jepang nilai kamu pasti Plus. Gimana tadi Ujiannya? Bisa? Kemandirian, Level Internasional, Bahasa Jepang, itu nilai plusnya. Bisa juga kamu coba kerja di sana bila lulus. Uang bisa di save untuk masa depan dan modal bila kamu mau kerja walau mungkin hanya dua tahun. Bisa juga transfer ke S1. Terserah mau pilih yang mana.
 A: Hmm, Bener juga sensei, jadi lebih yakin milih ke Jepang Sekarang. Ujiannya tadi lumayan sensei, Matematikanya sebenernya lebih gampang dari tahun lalu, Cuma gara-gara aku belajarnya lompat lompat biar rata jadinya ada yang lupa, ada yang asal ketemu jawabannya aja, tapi tetep tak isi hahaha. Kalau bahasa inggrisnya sih lancar Alhamdulillah sensei. Temen-temen di grup peserta monbu tahun ini juga bilang sama.
S: Group peserta bilang gitu tapi kamu nggak tau level mereka lo, Jadi banyak doa aja.
A: Iya senseei, Pastiii. Amiin.
S: Besar harapan saya kamu bisa ke sana. Pengumumannya kapan? Aku dikabari yaa
A: Amiin, Ya Allah :’). Tanggal 5 Agustus, Senseii nanti pasti saya kabarii
S: Semoga Ya Alloh. Amin. Kamu akan punya pikiran beda bila disana. Karena kamu akan kumpul banyak orang dari berbagai negara. Senangnya itu ndak bisa di omong. Karena Spp Gratis. Dapet uang bulanan lagi.
A: Iya senseiii *w* Nanti kalau ada apa-apa saya Tanya sensei lagi yaaa
S: Silahkan Kapanpun.

            Setelah percakapan sangar ini, aku jadi lebih mantep buat memperjuangkan beasiswa ini. Mungkin aku lupa kalau bisa sampek di jepang, entah itu untuk kuliah atau untuk kerja, adalah mimpiku dari kecil. Jadi aku harus percaya sama mimpi ku kalau aku mau mimpi itu terwujud. Sempet baca postingan di timeline Line juga, kalau jaman sekarang itu seharusnya nggak berpacu pada gengsi harus gelar S1, atau kuliah/sekolah di tempat favorit. Kalau ujung-ujungnya pengangguran dan nggak berperan banyak dan positif dalam pembangunan Indonesia.  Kuliah itu bukan lagi ajang pencarian Gelar. Jaman sekarang gelar ngga ada jaminannya. Ilmu dan Pengalaman, itulah point yang lebih penting. Ibarat percuma nilai bagus, percuma hasil bagus, tapi kita lupa point penting dalam prosesnya. Kita lebih mentingin hasil yang bagus dari pada ilmu yang di dapet waktu “proses”. Mamaku juga bilang, yang penting itu Ilmu, kalau kamu sudah dapat ilmunya, tinggal bagaimana kamu menerapkan. Pada saat pelamaran kerja pun, nggak jadi jaminan Gelar itu kalau nggak punya Ilmu dan pengalaman. Bahkan waktu sama-sama interview pekerjaan misalnya, bisa aja S1 yang belum pengalaman kerja itu kalah sama anak SMK yang sudah pernah magang. See? Ini bukan jamannya lagi jadi Sarjana terus ngelamar jadi PNS. Sekarang jamannya Entrepreneur. Dimana sukses karena usaha sendiri lebih membanggakan dan menjanjikan daripada mengandalkan PNS yang mungkin yang kalian kejar hanya pensiunannya. Yah, tapi kembali ke pandangan masing-masing orang mengenai ini. Kalau aku, ya seperti ini didikanku.

            Oke kembali ke topik. Setelah Registrasi, perserta yang tadinya nunggu diluar dibagi menjadi dua ruangan, dan yang dipake adalah  ruang herodotus (kalau nggak salah nama) dan ruang Prapanca, dan as I expected, aku dan kembaranku berada di satu ruangan. Satu ruangan juga sama perserta dari luar surabaya yang aku kenal lewat line, hehee Ragil namanya. Begitu dijelaskan peraturannya, soal matematika dibagikan. Dan nggak tau kenapa, reaksi pertamaku begitu buka soalnya adalah ketawa. Nggak ketawa juga sih, aku senyum, dan ketawa dalam hati.
Aneh ya, tapi aku suka ngerasa Excited sendiri lihat soal-soal tes yang aku pelajari dengan serius. Sama kayak waktu aku ikut JLPT, dan SBMPTN.

            Tapi ini beneran  lucu. Aku ngerasa seneng, excited, tapi aku belum tau bisa jawab semuanya apa nggak. Karena seperti yang aku bilang ke senseiku tadi, soal ini lebih gampang daripada soal-soal latihan tahun lalu. Begitu dibagi masih belum boleh ngerjain. Tapi aku sudah pengen banget ngerjain soal ini. Walaupu akhirnya yang nggak tak jawab lumayan banyak juga. Walaupun akhirnya ketika satu jam berlalu kepalaku panas juga, ngerasa pusing juga. Tapi yang terpenting, aku sudah mengerahkan semua yang sudah aku siapkan 10 hari sebelum tes tulis ini. Sisanya tinggal doa. Fyi, kita dikasih kertas hvs putih untuk coret-coretan. Tapi coret-coretan itu juga dikumpulkan.

            Tapi ada satu yang bikin aku mikir,  “Nggak bisa ta kembali ke waktu 30 menit sebelum ujian?“. Ya, DISINILAH YANG AKU SESALKAN. Di waktu ngerjain itu aku terus terusan mikir, kenapa tadi aku nggak ngereview soal-soal latihan dulu, kenapa nggak baca-baca dulu meskipun Cuma sekedar lihat. Kenapa? NO. 3 INI TIPE SOAL PARABOLA, TAPI SEHARUSNYA INI SOAL GAMPANG. SERIUSAN. DAN AKU LUPA. BENER-BENER LUPA. AKU INGET, TAPI AKU NGGAK TAU YANG TAK INGET INI BENER APA NGGAK. Makannya.... sekedar nasihat buat yang mau tes tulis monbukagakusho... berdasarkan pengalaman saya.... semales  apapun kalian lihat soal latihan, se siap apapun kalian, di bacalah dikit dikit sebelum ujian mulai. Dariku yang berakhir menyesal. #slapped

            Baiklah, menyesal selalu muncul di belakang, and we can do nothing about it but to keep going, right? Akhirnya aku berusaha melupakan itu semua dan berpasrah aja gimana hasilnya. Karena daripada dipikirin terus, lebih baik aku memaksimalkan nilai bahasa inggris, yang menurutku, lebih aku kuasai daripada matematika.  

            Jadi, setelah ujian matematika selesai, kita dikasih waktu sekitar 10 menit buat ke toilet. Tapi aku sama sekali nggak ada keinginan buat ke toilet. Jadinya, 10 menit kemudian, soal bahasa inggris di bagikan.  Aku duduk di pojok kiri depan, jadinya tiap pembagian soal aku selalu dapet pertama. Begitu dikasih soalnya, langsung aku buka. Dan excited seperti biasanya. Apalagi bahasa inggris. Langsung sikat.

            Untuk ujian bahasa inggris kali ini ada yang beda. Kalau di 3 tahun sebelumnya itu ada bagian arranging sentence, tahun ini beda. Jadi nanti kita disediakan satu paragraph atau bahkan satu artikel, dimana banyak missing words. Kira kira ada 10 missing words kalau nggak salah. Entahlah, cukup banyak pokoknya, cukup bikin otak kebolak balik. Tapi pada dasarnya sama, Arranging. Seperti yang diperkirakan, semua soal kejawab sebelum waktu habis, jadi  ada waktu buat nganggur-nganggur gitu. Tapi beneran deh, punggung ku tiba-tiba pegel.

            Setelah waktu habis, semua soal dan jawaban diambil oleh pihak panitia. Kemudian panitia mengumumkan bahwa hasil tes tulis bisa dilihat di website kedubes tanggal 5 Agustus 2015 Setelah jam makan siang.  Dan setelahnya, Ujian dinyatakan selesai dan semua peserta bubar.

            Lega banget semuanya sudah selesai. Paling nggak setelah ini relax sebentar lah. Setelah ujian selesai aku nggak langsung pulang, tapi aku duduk-duduk di joglo yang ada di depan FIB Unair. Lumayan ada colokan buat nge-charge hape. Sekalian nunggu jam 5 terus ke milkme buka puasa disana. Dan sudah pasti, aku ngecek group line. Dan kebanyakan dari mereka berpendapat sama mengenai tes tulis kali ini. Tapi yang bikin aku ketawa adalah kebanyakan dari meraka bilang. Habis ini ngapain? Tidur aja. Nanti bangun tanggal 5 agustus. Hahaha

            Well, segini dulu, sampai jumpa tanggal 5 atau 6 Agustus!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar