Jumat, 07 Maret 2014

Universities Bunkasai on First 3 Month of 2014


 
Oke, mungkin dari judul pun, bagi siapa yang ngerti apa maksudnya, pasti ngerti juga apa yang aku maksud. Yah, entah ini kebetulan atau aku aja yang ngga inget... yang jelas Bunkasai atau Festival kebudayaan Jepang ini lagi ngabisin isi dompet banget. Gimana nggak, Schedule dalam 3 bulan pertama di tahun 2014 udah di booking sama 3 Universitas di Surabaya, dan mereka adalah Sastra Jepang Universitas Airlangga dengan “Japanese World 2014” nya pada tanggal 7,8,9 Februari yang lalu. Fakultas Sastra Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, dengan Bunkasainya tanggal 23 Februari yang lalu. Dan di bulan Maret nanti, bakal ada Festival lagi yang akan diadakan oleh tetangga dari Untag, yaitu Universitas Dr. Soetomo ! Gila, Gila. Nah pertanyaannya sekarang adalah 3 Event ini terjadi dalam bulan Februari dan Maret. So why, dalam judul posting kali ini aku nulisnya 3 bulan pertama dari tahun 2014?! Karena. Japanese World 2014. Itu. 3. Hari. Dan waktu untuk ngumpulin uangnya juga sempit, mana sebagai anak SMK yang baru selesai magang harus nyelesaiin tugas laporan, terus kurikulum jaman sekarang serba persentasi & diskusi, gimana dompet ngga bersih terus coba?! Terus aku akhirnya jadi curhat di postingan ini coba?! Salah blogger gue? Salah yang baca blogger gue?! Men....
                Nah, daripada curhat tentang masalah dompet yang kosong berkepanjangan, dikesempatan kali ini Meds pingin kasih Review tentang 2 Event pertama yang udah aku datengin. Cyek. Itdh. Oudthz.
1.     Japanese World 2014 UNAIR.
Well yea, this event maybe is my favourite japanese event that I’ve always come to. UNAIR selalu berhasil bikin aku gregetan. Walaupun udah mulai hafal dengan karakteristik bunkasai dari tiap-tiap universitas, tapi, Unair selalu unik menyajikan kejutan. Di event JW tahun ini Meds dateng terus 3 hari berturut-turut. Hari pertama datang kaya orang bego, kenapa? Udah sepi..... yang ada disana adalah peresta-peserta dari lomba akademis yang lagi nungguin pengumuman. Sedangkan aku dengan polosnya pake seragam, parkir, numpang jajan, dan pulang. Ha ha ha. Hari Kedua! Kebetulan hari pertama dan hari kedua Meds di temenin sama sodara beda bunda, namanya Rosi. Yagitulah, sebagai pecinta anime ++, (+pengangguran) kita keliling-keliling liat-liat sticker, anime stuff, and let’s admit it, tahun ini Unair punya stand merchandise Anime yang cukup lumayan. Ada juga stand Aidoru  yang karena lagi nggak mood liat, jadinya nggak liat deh. Ada satu stand yang jual barang-barang lucu, mulai dari yang umum yaitu bando kucing, topi kucing, sampe peci kucing. Ikat kepala dengan tulisan kanji juga ada. Pengen semuanya..... tapi.... plis. Klimaksnya as always ada di hari terakhir.
InDlamp, yang barusan terdaftar di daftar band yang wajib di nonton waktu Bunkasai, dan ternyata eh ternyata InDlamp ini adik dari Akiba Street. Mungkin aku kasep atau gimana, tapi... dunia itu sempit ya...... . InDlamp tampil di sore hari, dan membawakan Cover lagu L’arc~En~Ciel  yang beberapa aku tahu. Lumayan menghibur lah. Bicara soal band yang perform di JW2014, ada kekecewaan dalam hati, apalagi kalau bukan Visual key band. Hmm... sebenernya visual key nggak  masalah sih. Masalahnya ada di Hardcore, Metalcore, dan sebangsanya itu. Kesimpulannya jelas bahwa saya bukan penyuka lagu-lagu yang beraliran kayak gitu. Jadi meskipun malam disana seseru apapun, hatiku tetep hampa, waktu The Agony tampil, yang ada di bayangan ku Cuma bayangin performnya Julia Band di JW setahun yang lalu, itu sumpah nggak bakal pernah lupa. Dan mungkin untuk malam 2014 saat itu adalah malam yang paling melelahkan, udah guest starnya nggak cocok sama selera, Bon Odori nya lama bangeeeeeeet, muter-muter nggak jelas gara-gara bawa barang terlalu banyak. Harusnya menyenangkan, karena Bon Odori tahun ini  jauh lebih jelas dan menghibur dari pada tahun 2013. Yang di sayangkan lagi adalah Guest Star nya, The Agony sama sekali nggak nampak berbaur dengan tarian Bon Odori tersebut. Berbeda dengan Guest Star tahun lalu, Julia Band mereka berbaur dan menari Bon Odori bersama, bahkan mereka juga menyempatkan befoto dengan para penonton yang datang di JW2013 pada saat itu, bahkan aku pun kelihatan kalau kalian pelototin dengan seksama. Karena berkesan itu bukan Cuma senang.
Bicara tentang perbandingan antara JW’14 dana JW’13 adalah, tahun lalu juga ada Akiba Street! Jadi, meskipun tahun lalu aku masih cupu soal Festival, tapi tetep aja aku tahu mana yang enak di denger sama telingaku mana yang nggak. Curhat sedikit tentang Akiba Street, mungkin ini adalah salah satu favorit ku, karena tiap mereka nyanyi itu bisa bikin aku ikut gerak dan larut dalam lagu yang mereka nyanyikan. It’s like..... a warmness of kebersamaan coy.... jadi menurut statisfikasi versi mesmods sih, JW Tahun 2014 lebih baik dari yang kemarin, akan tetapi, banyak di beberapa point yang bahkan mungkin tidak menyentuh rekor pencapaian tahun lalu, termasuk Hanabi Festival, ku to the rang, dikit.... .  biar lebih terperinci dan jelas, Meds akan singkat semuanya jadi sebuah kritik dan saran yang mudah dipahami:
·        Pihak panitia perlu mengembangkan lomba cosplay agar jauh lebih menarik. Bisa dicontoh juga bunkasai yang ada di untag. Nggak tau kenapa tiap lihat lomba cosplay nya unair, kurang srek gimana gitu, sedangkan waktu nonton di untag, semua pengunjung itu selalu memutar rata di sekitar area stage dan duduk. Kalau di unair, telat dikit musti jinjit jinjit deh lihatnya. Nah, bisa juga dibikin semacam roleplay parodi yang tiap pemerannya itu cosplay dan telah di sesuaikan dengan naskahnya. Pasti jadi lebih keren deh...
·        Yang satu ini cuman usul sih, di sebelah kanan panggung, biasanya masih ada jalan kecil yang biasanya kosong dari pengunjung, nah, bisa juga kan di sebelah sana di kasih beberapa stand lagi, entah itu makanan ataupun merchandise jepang. Nah, lebih seru lagi, kalau di beberapa stand itu di kasih mini games yang berhadiah merchandise JW UNAIR. Kan seru, game-game simple aja lah, kaya ngelempar bola ke tumpukan kaleng atau nangkep ikan pake jaring tipis ala jepang gitu deh, kan makin kerasa kayak matsuri!! Tapi kalau ternyata jalan tersebut adalah jalan yang tidak bisa digunakan untuk keperluan festival, ya atur lagi deh, yang penting usul stand mini games ini penting! mwehehe

2.      Nihon Bunka no Hi 2014 UNTAG.

Untag selalu jadi pilihan nomor 2 setelah UNAIR. Mereka punya konsep yang bagus, namun mungkin sering kali kurang di kembangkan. Walaupun aku sendiri belum berpengalaman mengolah sebuah Event, singkat aja Event Organizer, tapi dari tingkat kepuasan tamu dan pengunjung, sebagai insan pariwisata saya bisa menilai. Berikut adalah daftar beberapa hal yang masih kurang di untag, melalui mata medsmods.
·        Tempat Sampah. Nah, ini masalah pertama yang aku inget. Waktu itu beli minum, waktu udah habis bingung deh nyari tempat sampah. Sebenernya aku tahu dimana, tapi arahnya berlawanan kan jadi nggak efektif banget bukan? -_- nah, jadinya saya harus berbuat dosa dengan naruh botol minuman itu dibawah kursi juri (kebetulan waktu itu lagi ngadem disana).  Ngga ada salahnya juga kan naruh beberapa unit tempat sampah yang sekiranya tempatnya itu startegis dan merupakan spot dimana orang-orang pada rame ngumpul.
·        Tempat Berteduh. (Re: Ngiup) nah, kebetulan sekali di Untag ini sedikit sekali pohon-pohon besar yang mampu meneduhkan jalan. Dibandingkan dengan Unair, meskipun jalan di Unair kecil dan sempir, disana banyak pohon bro. Buat Panitia Penyelenggaranya mungkin yang baca ini boleh deh ya meds kasih 1 saran aja. Banyak Pohon Banyak Rejeki. Sekian. J
·        Ketepatan Waktu dan Pengkondisian. Kebetulan di tahun ini meds ikut berpartisipasi dalam lomba Kakikikitori, yaitu mencongak Hiragana dan Katakana. Nah, aku udah ada di samping tempat lomba dari jam 8.45 yang seharusnya mulai jam 9. Aku latihan bareng rosi sampai setengah 10 belum juga dipersilahkan masuk, ampun, ini jadi lomba nggak sih, pikirku waktu itu sih begindang. Sampai akhirnya ada panitia yang nyari 2 orang peserta lagi yang harusnya bernomor 19 & 20 kalau nggak salah. Tapi kenapa aku nggak lihat ada panitia yang keliling dan nanya “Peserta Kakikikitori #19 & #20 silahkan masuk ruangan!!!” begitu tapi adanya malah kakak yang kebingungan nyari 2 peserta lagi ‘terserag’ yang penting ruangan itu diisi full oleh peserta. Hmmmm....
Untuk sementara yang meds inget adalah 3 hal diatas. Untuk bunkasai yang diadakan di untag bisa pakai usul ku yang seperti diatas juga sih. Modusnya pengen banget bunkasai-bunkasai yang ada di surabaya itu dibikin kayak Matsuri di jepang gitu deh. Mini games mini games. Nah, untuk bunkasai di untag, meds udah  dateng 2 kali, dan partisipasi di lombanya juga 2 kali. Tahun 2013 lalu, ikutan lomba cerdas cermatnya, sempet kesel sama sistem dan cara perlombaannya, tapi yah kalah ya kalah, jadiin pengalaman juga boleh kan.  Untuk yang 2014, kali ini Meds berpartisipasi di lomba Kakikikitori,  semacam mencongak aksara jepang gitu deh, hiragana dan katakana. Sepertinya untuk bahasa ini, saya bisa digolongkan ke PKB. Pasukan Kuping Bosok. Maklum lah, bahasa yang sama sekali asing dan nggak pernah yang namanya Daily Speaking bahasa jepang di sekolah.
Untag, kalian ini menang di Cosplay dan Dance, ini menurut meds. Dari 2 kali meds survey pelaksanaan bunkasainya, point yang paling menarik untuk disaksikan adalah cosplay, dan cosplay disini selalu unik dan atraktif, bikin mata nggak berani beralih lihat yang lain. Apalagi pertunjukan cosplay dramanya (lupa apa namanya) selalu aja menghibur, tahun lalu naruto, tahun ini one piece. Pem-parodi-sasi-an cerita itu menyenangkan, you know. Boleh lah Shingeki no Kyojin. Ngahahahaha. Mungkin segini aja untuk sekarang
            Walaupun pada akhirnya terlihat seperti membanding-bandingkan, tapi toh, apa salahnya bersaing buat jadi yg terbaik, meskipun mungkin ini Cuma acara semacam pentas seni, tapi kalau terus dikembangkan, bisa jadi malah kayak DTW nya masyarakat surabaya yang selalu di tunggu-tunggu kehadirannya. Medsmods yang melaporkan langsung dari www.blogger.com akhirnya harus mengundurkan diri dan sampai jump di posting berikutnyawn!
Spoiler: Next is Review of Unitomo’s Bunkasai --------->

Tidak ada komentar:

Posting Komentar