Selasa, 14 Juli 2015

DARE TO DREAM, DARE TO STRUGGLE.



            Oke, mungkin ini saat-saat berat untuk kita. Saat-saat kita menentukan langkah kita berikutnya. Terutama untuk para pelajar. Mau melanjutkan kemana kita setelah ini? Aku harus masuk PTN atau Sekolah Negeri. Pasti itu yang ada di pikiran, Mayoritas. Mungkin ini saat-saat berat untuk kita, terutama untuk mereka yang belum berhasil duduk di bangku studi milik negeri. Karena kali ini saya berada di level dimana saya harus melanjutkan kuliah di universitas, maka saya akan membahas permasalahan PTN ini. Bukan PTN nya, lebih tepatnya... saya berusaha memberi semangat, melalui kenyataan.
            Terus terang saja, mendengar keluhan teman-teman seangkatan saya tentang bagaimana mereka terus menerus ditolak oleh PTN 3 kali berturut-turut, baik yang satu sekolah dengan saya maupun tidak, Saya ikut Sedih. Karena saya sudah tenang telah diterima PTN yang saya tuju, tapi bukan yang saya idam-idamkan, walau begitu, saya tetap bersyukur bisa diterima di PTN melalui jalur tes tulis yang pada saat itu, saya benar-benar pesimis dan pasrah terhadap hasil saya nantinya. Jujur, saya nggak terlalu ngoyoh untuk masuk PTN, karena dari awal saya sudah ringan hati, masuk PTS Murah pun nggak masalah buat saya. Saya belajar sebisanya saja. Bahkan nggak lebih ngoyoh daripada saya belajar untuk beasiswa Monbukagakusho.
            Banyak keluhan dari teman-teman saya yang berkata, “Usaha saya sudah maksimal, saya juga sudah berdoa, sampai cium kaki orang tua pun saya lakukan. Kenapa masih belum berhasil? Apa yang kurang dari saya?“, paling tidak rata-rata seperti itu lah yang mereka rasakan dan mereka ucapkan. Saya merasa sedih, tapi disisi lain saya merasa.... bahwa ini adil. Tapi mungkin juga terlalu kejam untuk saya mengatakan ‘ini adil’ di depan mereka yang tidak punya cukup biaya untuk kuliah dan mengandalkan jalur negeri untuk meringankan biaya. Tapi dunia ini berputar, kalau kalian ada usaha untuk terus mengayuh roda itu agar terus berputar, pasti akan ada cara untuk kalian menikmati apa yang telah kalian usahakan. Allah itu nggak tidur.
            Kenapa saya bilang ini Adil? Karena saya telah merasakan ketidakadilan pada masa saya memasuki jenjang SMA/SMK. Hanya angkatan saya yang tahu kenapa. Saya yang dengan jujur menggunakan otak saya sendiri, dipaksa untuk menyingkir dari kesempatan masuk sekolah negeri hanya karena ‘Itu‘. Wahai kalian teman-teman yang bersekolah di SMA/SMK negeri yang seangkatan dengan saya dan menggunakan ’Itu‘, pernahkah merasakan hal ini? Membayangkan rasanya jadi saya? Saya sampai dengan jahatnya mencoba menggunakan jalur gakin hanya untuk bisa bersekolah di Negeri padahal seharusnya masih banyak dari mereka yang membutuhkan jalur gakin itu? Kalian jahat, dan kalian memaksa saya menggunakan jalur yang jahat pula untuk sekolah di Negeri. Untung saja, saya tidak berhasil masuk sekolah negeri itu menggunakan jalur Gakin. Saya tau itu bukan cara yang bagus. Saya akan malu kepada diri saya sendiri apabila saya benar-benar diterima melalui jalur Gakin itu, meskipun orang tua saya bilang “nggak papa“.
            Saya pun akhirnya Ikhlas dan pasrah, namun tetap mencari sekolah swasta yang sekiranya baik untuk saya. Saya nggak butuh berada di sekolah favorit hanya untuk kepentingan gengsi atau status sosial. Orang tua saya selalu bilang hal yang sama sejak saya baru masuk SMP. Dimanapun sekolahmu, yang penting itu niat dan semangatmu. Aku belum begitu menyadari hal itu waktu SMP, tapi aku mulai mengerti saat aku benar-benar dengan sangat terpaksa harus bersekolah di swasta. Di lihat secara kenyataanpun, mungkin di SMP aku masih teralu sering membuang-mbuang waktu, tidak memperhatikan pelajaran, dan benar-benar jauh dari doa. Dan saya sama sekali tidak menghasilkan apa-apa pada saat SMP melainkan Cuma kenangan bermain yang mengasyikkan bersama teman-teman.
            Akhirnya di SMK ini saya benar-benar berniat untuk berubah. Saya ingin jadi lebih baik. Saya ingin paling tidak bisa menghasilkan sesuatu disini, berprestasi disini, tidak menyia-nyiakan waktu lagi dan lebih memperhatikan pelajaran. Karena apabila tidak, tentu saja akan jadi sangat memalukan dan saya akan terlihat seperti anak yang nggak berguna. Sudah sekolah di swasta, masih terus mengecewakan saja. Dan Alhamdulillah niat saya behasil. Saya Ikut lomba ini, berpartisipasi dalam kegiatan itu, dan banyak. Saya pun merasa menjad kolektor serftifikat pada saat saya SMK. Apapun saya ikuti. Saya berhasil sampai ke Grand Final lomba Fiesta Cooking, lalu juara 3 Lomba Perahu Naga di sungai Kali Mas, prestasi akademik saya pun tidak mengecewakan. Paling tidak saya terlihat menonjol dibanding teman-teman, meskipun saya tahu apabila dibandingan dengan anak SMA, saya nggak akan begitu terlihat dikarenakan perbedaan materi yang diajarkan antara SMK dan SMA. Tapi paling nggak saya harus bisa meyakinkan bahwa, inilah bidang yang saya kuasai, dan saya nggak mau setengah-setengah dalam menguasai. Kalau bisa bagus, ya dibagusin sekalian aja. Biar mereka tahu, meskipun aku terpaksa masuk sekolah swasta, SEMANGAT KU NGGAK AKAN PATAH ATAUPUN PADAM. Kalau kata Hadouken di lagunya yang berjudul declaration of war sih, “You can try and hurt me, I’ll come back for more”. Gitu.
            Satu lagi alasan kenapa aku serius belajar di SMK. Karena aku sudah lelah jadi bodoh. Sudah lelah jadi orang malas. Sudah lelah nanya ke temen ”Eh, udah selesai? Nyontek dong”. Sudah lelah di suruh maju nggak ngerti apa-apa. Sudah lelah jadi aku yang masih SD, yang gumbulannya anak pinter, apa-apa dikasih contekan, yang tanpa sadar itu sama aja nggoblokin aku sendiri. Sudah lelah jadi aku yang masih SMP, di sekolah aja inget ngerasa pinter, begitu sampe di rumah Cuma bisa ngelamun, tadi di sekolah aku ngapain ya.. lupa.  Aku pingin bisa berdiri pake kakiku sendiri, Lari pake kakiku sendiri, Supaya aku bisa ngejar mimpiku sendiri, dan aku pingin buktiin, Ini loh aku, aku juga bisa sukses, aku juga bisa dapet nilai bagus, aku juga nggak kalah pinter kok, aku nggak mau lagi di pandang rendah, apalagi sama orang tua. Aku mau buktiin kalau aku mau aku pasti  bisa, ngeraih apapun yang aku cita-citakan. Yang aku butuhkan cuma usaha yang nggak setengah-setengah.
            Nggak masalah kalau nantinya aku jauh dari kata Gaul. Aku bisa gaul setelah aku sukses. Aku sama sekali nggak peduli soal eksis, femes, cantik, pacar, BAHKAN ORANG LAIN. Aku Cuma focus sama aku sendiri. Focus berjuang buat ngewujudin mimpi ku sendiri. Masa bodo orang mau rambutnya di cat, mau pake helm banyak tempelan stickernya, mau orang hapenya ada 5, mau mantannya ada ratusan, mau eksis hitz femes se Surabaya, mau dia udah pernal hamil, mau dia apapun aku cuek. Itumah urusan dia. Buat apa kita rasan-rasan. Emang rasan-rasan bisa bikin kita sukses? Bisa nambah pahala kita? Bikin seneng aja nggak. Apalagi kalau rasan-rasan yang nggak masuk akal. Bahkan sampek ngebully atau ngomen orang lain berdasarkan apa yang dia suka. Please itu hak-haknya dia, kalaupun kita nggak suka, cuek aja bisa kan? Mau dia pake seragamnya turping, mau lengennya dilinting, mau lidahnya ditindik, mau dia berisik, mau dia diem aja kayak hantu, mau dia dibilang cabe, mau dia gimanapun aku nggak peduli. Selama dia baik sama aku, dan nggak ada masalah sama aku, Aku sama sekali nggak peduli sama cara berekspresi mereka. Tapi nggak semua orang bisa kayak aku, dan kebanyakan yang aku lihat mereka bakal ngomen, bahkan nyindir di depan umum. Please, nggak penting banget. Kalaupun aku nggak suka, ya aku tinggal cuek dan bilang  ‘jangan sampe kayak gitu deh’ udah.
            Oke, mulai nggak nyambung karena emosi. Tapi ya itu tadi. Kayak kata Naruto, Kalau kalian pingin bikin aku nyerah, mendingan kalian nyerah aja. Aku nggak akan pernah mau nyerah. Meskipun aku kadang juga goyang, aku nggak akan pernah mau nyerah. Sekalinya nyerah, mimpiku akan hilang. Nggak keterima PTN sama sekali itu bukan akhir dari segalanya. Kalian masih bisa usaha lebih. Entah itu di PTS, ataupun kalau kalian teguh, bisa dicoba SBMPTN tahun depan, tapi pastikan kalian akan usaha jauh lebih keras daripada sekarang. Ngga ada mimpi yang ketinggian, yang ada usaha yang kurang. Di PTS pun aku yakin nggak buruk. Kalian mungkin akan melihat sesuatu yang nggak kalian lihat sebelumnya, selama bersekolah di Negeri. Dan disitulah pandangan kalian akan dirubah. Bahwa nggak selamanya PTN itu yang terbaik. Sebenernya ini cuma masalah polah pikir. Hanya karena orang tua kalian dulunya berhasil di PTN, dan lingkungan juga merasa PTN lebih bergengsi, kemudian anak-anak pun ikut dibesarkan dalam pola pikir yang seperti ini, sebenernya ini sudah salah kaprah. Banyak anak-anak di PTS yang lebih bisa mengembangkan bakat dan potensinya. Hanya karena nggak di terima di PTN terus kalian merasa nggak bahagia, bahkan orang tua kalian. Mau jadi apa generasi penerus bangsa ini, baik sekarang maupun yang akan datang kalau terus terusan di besarkan dalam mindset yang seperti ini.
            Orang tua juga seharusnya berpandangan realistis dan tidak mamaksa anaknya untuk bersekolah di Negeri, atau di Universitas dan tempat-tempat favorit hanya karena masalah gengsi. Kenapa harus malu punya anak sekolah/kuliah di swasta? Harusnya orang tua bangga dengan apapun kemampuan anaknya, dan memberi dukungan, bukan tekanan. Mungkin si anak sudah berusaha sekuat dan seluruh kemampuannya, tapi rezekinya bukan di PTN. Memang, jika dilihat masalah biaya, PTN lebih murah. Tapi pasti ada alasannya kenapa mereka nggak keterima di PTN. Merekapun sebenarnya kecewa dengan hasil mereka sendiri. Tapi kalau harus ditambahi dengan perasaan kecewa para orangtua, mereka bisa jadi akan jatuh lebih dalam lagi. Makanya sangat diperlukan dukungan. Jika anak jatuh, dan merasa kecewa, tapi sebagai orangtua kita menyemangati dan mengatakan hal-hal positif seperti “Nggak papa, jangan sedih, sekolah swasta juga bagus kok, yang penting niat dan semangatnya“ supaya dia tenang. Meskipun mungkin dia tetap akan merasa kecewa untuk beberapa saat, bisa jadi ketika dia sudah masuk PTS dia akan punya tekad untuk memperbaiki kualitas dirinya. Sama seperti yang aku alami.
            Yang terpenting untuk temen-temenku yang masih berjuang adalah Jangan pernah ngerasa Hopeless. Jangan pernah ngerasa kamu bener-bener payah. Kalaupun kenyataannya begitu, tulis aja di tembok kamarmu. KAMU PAYAH. NGGAK BERGUNA. GITU BERANI MIMPI YANG TINGGI-TINGGI? NGACA. BISA APA KAMU. Dan sebagainya. Dan setiap baca itu kalian bisa ngerasa jengkel dan marah terhadap diri kalian sendiri. JANGAN DOWN. Jadikan itu motivasi. Jadikan itu pendorong untuk buktikan bahwa yang kamu tulis di tembok kamarmu itu salah. Dan setelah itu kamu akan berjuang, kamu akan buktikan bawah kamu bisa, kamu bukan pecundang. Seenggaknya itulah apa yang aku lakukan.
            Aku termasuk orang yang menikmati anime dan manga, dan musik-musik Jepang. Dan aku bersyukur bahwa aku lebih menyukai itu dari pada budaya barat. Yang menurutku film dan musik dari barat itu lebih cenderung ke masalah percintaan dan hiburan. Karena aku bukan penikmat budaya barat, ya maaf kalau aku kelihatan sok tau. Tapi serius, aku lebih prefer anime jepang. Di anime dan manga manapun, pasti mengandung makna kerja keras, usaha, mimpi, percaya, persahabatan, sehingga disamping hiburan, banyak motivasi yang aku dapat dari sana. Nggak terkecuali musiknya. Beda dari musik barat yang kebanyakan soal cinta-cintaan, atau yang emo-emoan, musik jepang yang aku tau, banyak banget motivasinya. Dengerin tanpa tau artinyapun, bisa bikin aku semangat. Dan waktu dicari artinya, memang bener nggak jauh-jauh dari itu. Percaya. Usaha. Mimpi. Udah itu-itu aja. Dan itu cocok banget buat aku. Kalau mau minta rekomendasi lagu bagus penyemangat bisa di aku kok, hahaha. Dan dari anime/manga pun banyak mengandung kalimat-kalimat motivasi. Di Naruto contohnya, coba cari di google. Banyak banget. Terus coba tonton/baca anime/manga yang genrenya sports. Sudah pasti banyak motivasinya disana. Salah satu nya adalah ini.
            “Di atas lapangan, semua orang pasti sekali atau dua kali pernah mengalami kejadian memalukan. Tidak ada yang tidak pernah mengalaminya. Hanya saja, Para pemain kelas atas akan langsung berdiri kembali, sebagai penghargaan atas usaha mereka. Pemain menengah akan berdiri kembali setelah beberapa saat. Sedang para pecundang, akan tetap berbaring di tanah.“
-          Takeru Yamato (Eyeshield 21)
Menurutku ini keren. Dan aku mau jadi pemain kelas atas. Aku nggak akan pernah nyerah. Meskipun di banting hingga jatuh, aku mau langsung berdiri. Aku mau percaya, selama aku nggak nyerah, aku nggak akan gagal. Satu lagi quotes menarik yang aku dapet dari grup chating para pejuang monbukagakusho, namanya Yoga.
            “ “Every man is a star; some fights for the shine and stays. Some falls, but failing to stay doesn’t mean they lose their shine. They kept shining until they ran out of their shine. And a shooting star shines brighter than those who stays above. Those were the one people remembered the most.” Itu yang bikin semangat buat ngejar mimpi. Beranilah lawan arus. Karena suatu hari kita yang akan menghidupi mimpi kita sendiri.”
-          Yoga.
            Oleh karena itu kalian nggak perlu takut ngelawan arus, bahkan masuk PTS sekalipun. Selama kalian nggak nyerah, usaha kalian nggak aka nada yang sia-sia. Semangat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar