Selasa, 11 Juni 2019

Kopi Kopi Kopi. Terima Kasih Kopi!


5 tahun yang lalu, tepatnya waktu aku masih SMK. Aku inget banget waktu itu lagi akrab sama mbak-mbak TU di sekolah, namanya Mbak Oni. Sekarang sudah nggak pernah ketemu lagi, hehehe semoga sehat-sehat aja ya mbak, kalau nggak inget, aku memed yang dulu potongan rambutnya kayak cowok, pendiem dan bukan orang yang pinter berinteraksi sama orang baru hehehe, tapi tetep lucu kok sampek sekarang.
Waktu itu aku inget banget diajak mbak Oni buat mampir ke kedai kopi giling punya dia dan suaminya yang buka di RMI Bratang. Aku nggak tau sekarang gimana kabar usahanya karena aku terlalu cuek waktu itu. Aku yang masih umur 17 tahun itu terlalu cuek bahkan untuk membaca peluang usaha semacam perkopian. Yang ada dikepalaku cuma… apa asiknya mainan kopi kayak gini? Sedangkan sekarang udah banyak kopi instan di indomaret, atau kopi sachet yang tinggal nyeduh. Kenapa harus susah-susah giling biji, terus diseduh pake alat-alat yang bahkan aku nggak tau gunanya apa. Nggak berpikir sedikitpun gimana nge-hype nya tempat-tempat kopi sekarang ini.
Mungkin itu kepolosanku waktu SMK, yang pola pikirnya cuma jadi pekerja, bukan pengusaha hehehe. Yang kumau Cuma lulus SMK langsung kerja, kerja, kerja, sambil kejar beasiswa buat kuliah di Jepang. Tapi namanya jalan orang ngga ada yang tau ya… karena keisenganku ikut tes ujian masuk kuliah di Surabaya dan ternyata lulus, akhirnya dimulailah kehidupan perkuliahanku di Surabaya, sambil melupakan semua keinginan untuk kerja dan kejar beasiswa. Bener-bener lupa.
Sekitar tahun 2017, aku mulai penasaran untuk cari kerja yang bener-bener ngehasilin uang buat aku sendiri, dan bisa aku  pake sendiri buat beli apapun yang aku mau. Kebetulan, waktu itu temenku Firman lagi butuh partner baru di tempat kerjanya, yang merupakan kedai kopi kecil di daerah Gunung Sari, Surabaya. Tanpa pernah aku rencanakan sebelumnya, bahkan nggak pernah kepikiran, aku bakal nyemplung di dunia perkopian, setelah terakhir ketemu 3 tahun yang lalu. Emang bener ya masa depan ngga ada yang tau.
Waktu interview, Mas Arif (Bos dan ownernya), bilang ke aku, “Kalau kamu mau kerja disini, mau nggak mau kamu harus belajar kopi, kamu harus suka kopi, kamu nggak bisa setengah-setengah”. Dan waktu itu, aku jawab “Iya” ke semua syaratnya, walaupun aku belum tau apa yang bakal aku temuin kedepannya. Bisa dibilang, tahun itu aku selalu membayangkan kerja sebagai sesuatu yang sangat disiplin. Karena punya pengalaman kerja di Hotel bintang 5, jadi aku sama sekali nggak membayangkan ada tempat kerja yang kerjaannya ada ‘leyeh-leyehnya’ yang cukup banyak hehehe. Itu yang buat aku agak kaget kerja di Kedai kecil pada awalnya. Setiap ngga ada kerjaan, aku selalu cari-cari kerjaan, “Mas, ngga ada yang bisa dikerjain lagi ta?”, terus nggak jarang Mas Arif nyuruh belajar nyeduh, atau sekedar  “Santai dulu sini, main Uno”.
Dari hari kehari, aku banyak belajar hal baru. Mulai dari macam-macam teknik menyeduh kopi, sampai hal-hal seperti gimana kita harus pinter ngomong sama orang baru. Dan itu bener-bener kelemahanku, asli. Buka-bukaan, waktu itu Mas Satria dari warkop bugil dating main ke Kedainya mas Arif. Terus mau ngga mau aku disuruh nimbrung dan ikut ngobrol. Dari sana aku harus cepet melakukan observasi! Jadi aku merhatiin pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan Firman ke mas Satria. Aduh, terlalu jauh. Mereka udah ngobrol masalah Taste dari kopi-kopi yang diseduh pake V60, sedangkan aku belum menemukan ketertarikan disana. Aku masih men-jatuh cinta-kan diriku ke Latte Art. Akhirnya aku mulai dari tanya-tanya hal yang lebih umum, seperti “Asli mana mas?” atau “Kedainya di mana mas?”, dan aku inget waktu itu aku sedikit diketawain, tapi bagusnya aku bisa bersikap bodo amat sama pandangan-pandangan dari diriku sendiri yang sifatnya negative.
Pernah satu hari ada cewek main ke kedai. Dia dateng sendirian, duduk sendirian, dan main hape sendirian. Ke-cuek-an ku belum berubah, Terus akhirnya aku dibilangin sama mas Arif… “Itulo med, ada cewek sendirian. Ajaken ngobrol.”, tapi aku menolak dengan alasan sungkan, dan takut kalau ternyata mbaknya nggak suka diajak ngobrol (karena aku ngaca ke diriku sendiri yang belum bisa cepet terima kalau diajak ngobrol sama orang baru). “Ya coba disapa aja dulu, ‘Sendirian aja ta mbak’ apa gimana gitu. Jarang banget lo ada cewek yang berani masuk ke café sendirian dan nongkrong sendirian. Biasanya malah seneng kalau diajak ngobrol.” Dan lagi, aku tetep nolak karena nggak cukup berani. Dari sana, bisa dibilang sekarang aku nyesel nggak ngajak kenalan mbaknya. Padahal bagus kalau nambah kenalan. Dan sekarang, aku sudah ngerasain sendiri gimana rasanya jadi Cewek  yang dateng ke café sendirian dan diajak ngobrol sama yang kerja/punya di café. It’s not that bad, malah seru jadinya bisa sharing hal-hal menarik, tukar pandangan tentang sesuatu, dan lain-lain. Penyesalan emang datangnya diakhir, kalau di depan jadi pendaftaran dong ya hahaha.
Mas Arif juga sering bilang, “Kalau ada tamu yang pulang, tanyain med ‘gimana kopinya mas/mbak? ‘ atau apa gitu ajak basa-basi aja”. Dan aku dengan segala keraguanku, nggak pernah melakukan itu. Padahal sekarang aku ngerasain gimana enaknya ditanyain kayak gitu, berasa kita dihargain sebagai tamu. Bukan dirajakan, cukup dihargai. Dan dari sana kita bisa nyampein secara langsung apa yang kurang dan apa yang lebih dari kopi yang kita minum. Sama-sama menguntungkan juga sebenernya bagi si tamu dan si owner. Kata mas Arif juga, akan lebih bagus kalau kita (sebagai owner/pekerja) tau pendapat tamu mengenai produk kita dari basa-basi tersebut, sehingga kalau ada yang kurang bisa langsung kita perbaiki. Daripada tamu yang gapuas dan gatau nyampaikannya gimana ke kita, yang ujung-ujungnya mereka lebih milih untuk nggak kembali.
Banyak banget momen-momen lain waktu kerja yang maksa aku untuk harus berubah. Kami sering banget pergi ngopi keluar, main ke kedai temen. Dan disana harusnya aku bisa gali informasi sebanyak mungkin, tapi aku nggak ngelakuin itu. Aku masih buta dan nggak tau buat apa fungsinya. Tapi walaupun banyak penyesalannya, bukan berarti ngga ada yang bisa disyukuri juga. Sampai sekarang, aku bersyukur pernah kerja jadi barista, walaupun Cuma sekitaran 3 bulan. Waktu yang sebentar itu berdampak ke aku yang sekarang. Berkat dorongan teman-teman juga sebenarnya, aku bener-bener ngerasa bukan orang yang sama dengan aku waktu SMK. Proses pendewasaan yang menyenangkan.
Sekarang, aku bisa nerima lebih banyak hal. Mulai dari lebih banyak Kopi, mau itu Kopi item maupun kopi susu yang lagi ngehits. Aku lebih berani ngobrol sama orang baru (lebih baik daripada sebelumnya). Aku sudah mulai berani ngopi sendiri walaupun kadang masih berusaha menghilangkan keraguan hehehe. Dan aku bener-bener menghargai mereka-mereka yang bekerja dibalik bar, yang bisa bersikap ‘sangat’ ramah ke orang yang pertama kali mereka temui sebagai bagian dari ‘profesionalitas’ mereka. Kalian keren, asli. Kalau nemu tempat ngopi yang orang-orangnya macem begini, aku yakin orang sekali berkunjung pasti mau balik lagi. Dan Lagi, Aku baru Paham.
Semua pengalaman itu bikin aku berfikir bahwa Kopi ini lebih dari sekedar minuman. Bukannya sok-sokan berfilosofi, tapi karena kopi aku punya mimpi-mimpi baru. Aku belajar hal-hal baru. Aku belajar mengalahkan kelemahanku. Berbagai macam pelajaran aku dapat dari nyemplungnya aku ke kopi-kopian. Terima kasih kopi! Semoga kita bisa terus berteman selamanya hehehe. Kalau kalian? Kapan pertama kali ketemu sama kopi?

Kamis, 23 Mei 2019

The College Journey is almost End

It's always feels weird, the moment you realized you only came here to write random things. But when no ones here to hear your story, I guess we all ended up write it somewhere doesn't we?
This is kinda funny. I know I have a diary at home but somehow I don't feel like writing it, so I decided to type it here.

It's been 2 years since my last post now. And during that long time, I've been experienced a lot of life lesson and I can say that I've been more mature that I was 2 years ago. I've been Teaching in vocational school, far away from my hometown, and it's truly an unforgettable adventure. Thanks to my lecturer for encouraging me to go outside my comfort zone. I've been working in Hotel for the second time too. Not too different with the first one overall, and not even changing my mind of not to work at hotel anymore.

I meet so many new person during these years. People in Tambakrejo village, friends from another major of study under the same university. Random people who suddenly popped up to ask me to join their plan. New friends from coffee shop. New friends from slowly app. New friends from the recent event in campus.They teach me a lot of new things, sharing a lot of new things, and brought a lot of new taste of friendship. Hope I can get along with them forever tho.

And because of that, I lost a lot of connection with an old friend. A friend from the same major of study that I treasured, A friend from abroad that we once close to each other so much. Hoping we can connect the communication again, mate.

Now I'm in the edge of college life, in the last year of my college life. Starting to think how to finish this as soon as possible, or maybe as fast as possible. Because I can't wait to do a lot more new things in life. I want to start my own coffee shop. I want to work on my own. Using my money to travel to my own, seeing how the world work with my own eyes. meeting a lot more new companies from abroad. What an adventure it would be!

Should I be active on skype again? We'll see.

Senin, 27 November 2017

Pekan Raya PKK 2017 - Glory of Culture

Seminggu yang lalu, acara yang rutin diadakan tahunan oleh Jurusan PKK Fakultas Teknik Unesa untuk menyambut mahasiswa baru dan sebagai closing ceremony dari serangkaian acara pengenalan kehidupan kampus, sekaligus sebagai media untuk lebih mengenalkan jurusan pkk lagi ke masyarakat luas yang kekinian. Karena yah, kenyataannya nggak banyak yang tahu tentang jurusan ini.

Bisa dibilang Pekan Raya tahun ini adalah Pekan Raya yang paling berkesan, yang sekaligus jadi kesempatan terakhirku untuk turut berperan dalam kepanitiaannya. Kebetulan kali ini aku ditempatkan di divisi yang mengurusi acara pekan raya ini, ya sebenarnya sesuai dengan harapan juga. Kalau mau dibongkar, sebenarnya tujuanku mengincar divisi ini cuma pingin handle program kerja pekan olah raga jurusan aja, tapi yah terkadang kita malah berakhir menikmati apa yang kita dapatkan, bukan apa yang benar-benar kita inginkan. kemudian seiring dengan terus berjalannya proker satu dan yang lain, tibalah giliran mempersiapkan Pekan Raya. satu yang masih kuincar adalah posisi sebagai dokumenter, posisi favorit dimana aku bisa mengerahkan seluruh kemampuanku dengan maksimal sekaligus mencari pengalaman yang lebih untuk bekerja di bagian ini. untungnya, aku masih dipercaya di posisi ini, terima kasih sekali!

Aku bekerja semaksimal mungkin, membagi tugas untuk beberapa anggota, dan membagi tugas juga untuk diriku sendiri. semuanya tak berjalan semulus yang aku pikir, sempat mengalami kesulitan dalam pengerjaan Proposal Sponsorship, karena salah satu anak buahku sedikit sulit untuk diatur. Tapi Icha, si ketua pelaksana ini bener-bener ngoyoh, ngeprint sampek tengah malem walaupun dengan kesan-kesan yang buruk, dan masalah-masalah lainnya. Kalau sudah begini, aku ngga bisa diem aja dong, yang koor siapa, kenapa yang bingung ketupelnya? oke, aku juga ikut ngejar-ngejar masalah Proposal Sponsorship.

Dari sana, seiring berjalannya waktu, aku jadi sering kemana-mana sama Icha. Nyari sponsorship, nyari media partner, nyebar proposal kemana-mana, dan banyak ngelakuin hal-hal yang berhubungan sama persiapan acara ini bareng-bareng. Memang awalnya aku juga kasian sama dia ditinggal resign wakilnya. akhirnya aku niat bantuin, demi kelancaran acara gede ini. Kemudian, muncul berita mengejutkan, yaitu gedung yang kita booking untuk tanggal 18 november, gedung gema unesa, sudah ketikung acara lain. Kok bisa? karena kami belum punya uang untuk DP gedungnya. Akhirnya aku, Icha, dan Steering Committee nya Mak Illa, keliling surabaya buat cari gedung yang ideal. dari tengah kota sampek ke kenjeran semua dikunjungin. sayangnya untuk gedung-gedung punya pemerintah sudah full kebooking bahkan sampek tahun depan. sekalinya ketemu yang kosong harganya bisa sampek jual motor dan lokasinya jauh banget, di kenjeran.

Lucunya, beberapa hari sebelumnya, aku sempet ngelewatin daerah Gayung Kebonsari sama Icha, dan kami ngelewatin semacam rumah khas minangkabau gitu. terus terjadilah percakapan yang agak menggelitik perut kalau diinget-inget lagi.
Icha: Kak Med! Lihaten ta itu bagus lo gedungnya!
Aku: Gedung apa itu?
Icha: Kayak restoran ya...?
Aku: Rumah Makan Padang jangan-jangan? wkwkwk
Icha: Bagus lo tapi tempatnya







https://rajaagam.files.wordpress.com/2009/10/dsc03231.jpg?w=300&h=225
Seperti inilah penampakan Rumah Gadang Minangkabau
Kira-kira seperti itulah dan kita hanya melewati gedung itu tanpa harapan besar sama sekali. hingga akhirnya kemudian setelah itu Icha ngechat aku, dan bilang kalau dia lagi di gedung itu sama papanya dan ternyata itu bukan restoran ataupun rumah makan padang tapi memang gedung pernikahan yang bisa disewa. dan lucunya lagi, akhirnya gedung itulah yang kita pake sebagai venue Pekan Raya PKK 2017 - Glory of Culture.

Kemudian karena besarnya rasa inginku buat acara ini supaya sukses, aku ngebantuin Icha mungkin hampir semuanya, sampek yang bukan tanggung jawabku sebagai dekdok sekalipun. atas entah kesepakatan siapa, aku diangkat jadi wakil ketua pelaksana Pekan Raya PKK 2017 - Glory of Culture yang baru. sebenernya disini aku agak ngerasa..... wah, yang bener aja! tiba-tiba langsung merinding ngga percaya gitu wkwkw. secara dari awal aku juga ngga pernah mengincar posisi itu. Dan menurutku, agak sedikit menakutkan juga hahaha. Tapi ya pada akhirnya aku terima juga, hehe. Terima kasih sudah dipercaya jadi wakil ketupel!

Kalau mau diceritain semuanya bisa-bisa aku seharian ada diwarnet buat ngetik ini doang hehe. Pokoknyaaaa berkesan banget. dan lagi, banyak sekali hal-hal yang aku korbanin demi untuk acara ini. salah satunya adalah kuliah. aku banyak banget ambil jatah, sampek salah satunya kelewatan dan terancam ngga bisa ikut UAS, kasarannya otomatis ngga lulus. tapi aku tetep berharap semua mata kuliah semester ini masih aman dan lulus semua, terutama untuk aku dan juga Icha. Amiiiiiin.

Kamis, 27 Juli 2017

Kawan Baru di Festival Kopi Jawa Timur 2017

Haiiiii saatnya mengoceh lagiii hehehe. Oh ya, buat yang belum tau, sudah sekitar 3 bulan terakhir ini aku kerja di sebuah cafe kecil di surabaya, Unity Cafe Surabaya. Cerita awalnya tentu saja buat nyari uang dan nyari kegiatan, alias nyari kegiatan yang ngehasilin uang! Ehehe. Tapi awal tak selalu berakhir sama. Yang akhirnya aku malah belajar jadi seorang barista disini, belajar gimana caranya ngejalanin sebuah hubungan... eh sebuah cafe.
Aku belajar gimana caranya jadi pekerja, dan karena bos ditempat ini adalah kakak kelasku di smk dan di kampus, aku juga jadi belajar beberapa hal dari dia seperti gimana caranya memperlakukan pekerja dengan baik dan menjadi pekerja yang baik. Banyak pokoknya, dan semua itu malah jadi lebih berharga dari uang. Karena disini aku dipercaya dan diandalkan, tumbuhlah benih-benih loyalitas. Dari yang awalnya cuma asal kerja, sekarang rasanya sudah kayak cafe sendiri. Dari yang awalnya males banget buat berangkat kerja, sekarang kalau di cafe udah jam 4 tapi belum opening itu rasanya mengecewakan sekali, dari sisi kualitas kerjaku sendiri.
Yakyakyak malah curhat kan...
Jadiiii tanggal 24-25 juli kemarin, kebetulan ada event tentang kopi di Taman Budaya Cak Durasim Surabaya, dengan judul Festival Kopi Jawa Timur 2017. Ini bener-bener pertama kalinya buat aku, ada di event dimana aku bisa ketemu owner-owner dari coffee shop yang lainnya. Dan walaupun awalnya acaranya jauuh dari ekspektasi, tapi ngga ngerasa ngebosenin sama sekali karena dapet temen se-tenda yang seru, mereka dari Ekonomi Syariah Unair yang ngadain kwu, jual biji-biji kopi gitu, khususnya biji kopi excelsa.
Jadi, karena waktu itu event nya cukup sepi sebelum larut malam, kami yang berada di bawah tenda yang sama akhirnya memutuskan untuk menyatukan kekuatan!! Persetan dengan pelanggan!! Kita memutuskan untuk memainkan tumpukan kartu berwarna-warni dengan angka dan bertuliskan UNO!!!!
Darisini pula kita saling berbagi, makanan,minuman, cerita, guyonan, dan lain sebagainya. Semuanya kerasa natural dan berjalan begitu aja, dan untuk orang yang aslinya lumayan kaku seperti aku ini, rasanya berkesan banget. Pas banget gitu sama slogan acara FeskoJatim tahun ini, "Karena Kopi, Kita Bersaudara".

Yaaah, harapannya semoga bila dipertemukan di kesempatan berikutnya, rasanya akan tetap sama, dan bisa tetap bergandengan tangan dan menguatkan!
Terima kasih banyak Coffea!! 

Jumat, 06 Januari 2017

LKMM Pra TD PKK Unesa 2017

Halo! Sudah lama nggak nulis di blog ini. maklumlah blogger musiman ehehe.

Rasanya sekarang jadi pingin nulis blog yang cukup ringan untuk dibaca, jadinya nggak akan nulis banyak macam postingan-postingan sebelumnya. tapi ceritanya tetap sama, curhat!

Jadi beberapa hari yang lalu, aku jadi bagian dari panitia kegiatan kampus, yaitu LKMM Pra Tingkat Dasar. dan seperti yang selalu aku inginkan, aku berkerja di sie bagian Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi, gaulnya PubDekDok. Alhamdulillah bisa bekerja di bagian ini lagi (semoga seterusnya hehe) di temenin bareng senior-senior dan teman-teman yang keren abis.

Banyak suka duka yang terasa, terutama sukanya sih. Selain semua anggota sie yang super duper friendly. di pekerjaan kali ini aku di beri kesempatan untuk menjajal Kamera Profesional, Canon 5D Mark II dengan Lensa Ultrasonic 70mm yang aperturenya nyampe 2.8! Bokehnya alus bangeeeeeeet. Gila seneng banget megangnya sama lihat hasilnya. walaupun masih belajaran, rasanya setiap foto yang terabadikan lewat kamera itu, ngga ada yang jelek.Yaiya lah ya orang jawa bilang ono rego ono rupo hehehe.

Senangnya lagi, video Pra PKKMB & PKKMB 2016 yang sudah mateng jauuuuh jauh hari akhirnya ditonton sama Mahasiswa Baru 2016! Seneng banget. Pertama kali di setel, begitu lihat reaksinya para maba, rasanya hatiku bergetar... ciee. Tapi serius deh, sempet terharu sendiri lihatnya. Untuk adik-adik maba, senang bisa menampilkan video tentang kalian! semoga kalian juga senang dan terkesan yaa. Karena di jamanku ngga ada yang namanya penampilan video waktu ospek kecuali dari Bem Fakultas.

Ya.... jadinya kok panjang lagi ya wahaha pokoknya aku sayang sama panitia dan orang-orang di dalamnya, terima kasih pengalaman dan kebahagiaannya. aku belajar banyak dari setiap kegiatan yang kuikuti bersama senior-senior dan fungsionaris HMJ. Senang berproses bersama kalian! Insyaallah aku nggak kapok hehehe


Kamis, 28 Januari 2016

A Trip to Trenggalek Town



I just came back from Trenggalek last night (27/01), and I can’t get over the excitement of that great holiday.  I live in the city since I was born, and I never know what it feels like to live in the village. So ever since I got close to my friend, Iga, whose house is between a mountain and beach, I really want to visit his house and get a village-life. And I’m so glad that I could have it for 3 days long, yesterday. It was really-really nice memories with an unforgettable adventure ever in my life for the last 18 years.
I climbed up the mountain for the first time, entered a jungle for the first time, playing arrow for the first time, got a scar on my arm because of the rock at the beach for the first time, eating almost 10 coconut from nature for free for the first time, having a trip by train with my friend for the first time, entered the very dangerous place where you can die anytime if you aren’t brave and careful enough for the first time, jumping from the deck for the first time, swimming in the sea which is deep enough and I make it for the first time, and so many thing I did there is the first time of my life! And it all thanks to Iga, Ali, Indra, Hanif, and Adika for always protecting me, and I’m sorry for being a burden for you guys because sometimes I just didn’t brave enough and I thought it was fine because I’m a girl after all, I got complicated by my own feeling and bad expectation.
My favorite part is when we took the wrong path and ended up walking in the sea side full of slippery sharp rock and it was really dangerous, It could be the place of our death for real! If you really know what it is like, you can check on my Instagram: @medsmods or on my deviantart account meds-creation and I think I’ll post some videos of the documentary on youtube later if I got my movie maker fixed.
From this trip, I realized that my country, Indonesia have so many beautiful hidden places, and I want to explore them all but also keep it as a good place and protecting it as I graduated from Vocational High School so I think I have to do something too. And it was as good as the other beautiful place in another country, we just need to realize and appreciate what we have, that way we will be able to make it good and even more beautiful than before. Don’t we dare to just take some photos of it but we destroy that place after it but we also need to protect it. It’s not anyone but us! Well, this sentence is for me too, to be honest. I will try my best to do it.
TRENGGALEK BAGUS! [Trenggalek is Good].

Kamis, 29 Oktober 2015

I'll never forget.


Waktu terus berjalan, sudah hampir 2 bulan aku menjalani hidup sebagai seorang “Mahasiswa”, yang jujur saja, hingga sekarang waktuku masih cukup banyak kugunakan untuk melalaikan tugas-tugas, yang kemudian menyulitkanku sendiri di hari pengumpulannya. Sepertinya aku harus meluruskan diriku kembali ke jalan dimana tekad ku bulat untuk melakukan yang terbaik di Unesa, atau mungkin aku memang masih butuh waktu untuk terbiasa dengan kegiatan perkuliahan.
Yang ingin ku ungkapkan kali ini bukanlah lagi masalah “mimpi” dan sebagainya. Aku hanya merasa, semakin sedikit waktu yang bisa ku gunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan “kawan lama”, walaupun aku tidak terkejut dengan hal ini, hanya saja, ini jauh lebih parah daripada peralihan kesibukanku seperti dari SMP ke SMA. Sebenarnya sudah bisa di tebak akan jadi seperti apa nantinya, karena pada saat ospek pertama pun, aku benar-benar sibuk, dan hampir tak sempat membuka handphone. Apabila aku sempat membukanya pun hanyalah untuk mengecek apa yang sedang terjadi, bukan untuk bercanda gurau, termenung dan memandangi semua media sosialku. Hal yang sama-pun diungkapkan teman sekelasku saat ini.
“Sudah dapat teman baru, teman lama dilupakan.”
Aku nggak pernah mau mendapatkan title seperti itu. Dari SD ke SMP, SMP ke SMA, aku tidak pernah melupakan siapa yang berada bersamaku sebelumnya. Walaupun aku memiliki banyak teman baru, aku tidak ingin lupa, dan aku akan selalu menegur sapa melalui media sosial, menanyakan kabar, bahkan bisa dibilang akulah yang paling sering mengajak berkumpul untuk melepas rindu. Tapi saat ini benar-benar berbeda. Bisa pulang dibawah jam 6 pada saat kuliah adalah hal yang paling aku legakan.  Aku bisa beristirahat, atau mengerjakan tugas-tugas, dan melakukan aktifitas dengan sedikit santai. Walaupun begitu sedikit untukku mempunyai waktu yang cukup lama untuk kuhabiskan untuk sekedar chatting, bersantai-santai dikasur dengan handphone hingga tertidur.
Jangankan Sahabat terdekatku di SD, atau SMP, sahabat terdekatku yang baru saja berpisah dengan ku beberapa bulan yang lalu (SMK) bahkan tidak mendapatkan waktu untuk berbicara banyak denganku meskipun hanya lewat chatting. Dan aku memang menyadari balasan yang ku kirim kepada mereka bukanlah balasan hangat seperti dulu, aku membalasnya singkat, aku hanya menyempatkan untuk menjawab, padahal sebenarnya aku sedang sibuk dengan tugasku, dan itu menyebabkan perasaan seperti “Aku sedang sibuk, jangan ganggu”.
Aku sedang benar-benar sibuk, dan yang mengerti kesibukanku hanyalah mereka yang berada bersamaku sekarang, yang sekarang menjadi teman dekatku, yang foto-fotonya sering ku upload di Instagram, yang mungkin terkesan pamer seperti “Ini lo, temen-temen baru ku”. Padahal kalaupun kalian, sahabat-sahabatku terdahulu, memiliki teman baru atau sahabat baru di tempat yang baru pun bukan masalah bagiku. Justru menurutku dimanapun aku berada, aku harus memiliki teman dekat, yang tak membuatku merasa sendirian, yang menginginkan kehadiranku.
Sempat terbayang di benakku, apakah di tempat kerja itu sulit untuk mendapatkan teman dekat? Meskipun aku sendiri sudah mendapatkan pengalaman berada di dunia kerja, tapi aku juga pasti mendapatkan sahabat di dunia kerja. Orang yang mau berbagi keluh kesah dan bahagia. Aku juga pernah merasakan lelah, lelah dengan tempat ku yang baru, dan belum ada yang bisa kupercaya, atau situasi kondisi yang lainnya, dan menginginkan untuk berbagi cerita kepada teman lamaku yang lebih mengerti aku, aku tau bagaimana rasanya. Tapi aku tidak bisa terus menerus seperti itu, aku pasti akan menemukan seseorang untuk mendengarkan ceritaku, meskipun orang tersebut belum 100% kupercaya, tapi aku memiliki satu pegangan dalam menentukan siapa yang akan menjadi teman baik, yaitu dia yang apabila ku bagi ceritaku akan ikut membagi ceritanya bahkan rahasianya.
Yah, bagaimanapun keadaannya aku bukan seseorang yang sempurna, pasti punya sisi yang kurang disukai oleh orang lain. Yang penting aku berjuang semampuku, tak masalah kalau harus sedikit dibenci karena terlalu sibuk, aku juga punya masalahku sendiri, aku juga harus berjuang dengan jalanku sendiri, nggak selamanya  bisa membantu orang lain, apalagi teman lamaku dengan jarak yang cukup terpisah, kecuali yang sekarang kutemui setiap hari, yang akan terus bersamaku 4 tahun kedepan ini yang pastinya akan sangat dan benar-benar mengerti apasaja yang ku lakukan selama ini, dan menjadi saksi kesuksesanku nanti.
Untuk teman-teman lamaku, tidakkah kalian berpikir bahwa akan lebih menyenangkan apabila kita terpisah lebih lama lagi, entah itu 5 tahun, ataupun 10 tahun, dan ketika bertemu nanti kita semua sudah bisa membawa uang hasil jerih payah kita sendiri dan berbagi cerita tentang kesuksesan? Aku nggak akan pernah lupa, walaupun aku senang dengan teman-teman yang baru, tapi kalian memiliki cerita tersendiri, dan sekarangpun aku sedang membangun sebuah cerita dengan teman-temanku yang baru, berjuang bersama, mendukung satu sama lain, mau tak mau aku menjadi benar-benar dekat dengan mereka, dan tak butuh waktu lama mereka juga menjadi berharga untukku.
Kuliah atau pun kerja, aku akan terus mendukung kalian, seperti kalian selalu mendukungku di saat SMK dulu. Dan akan terus seperti itu. Jadi janganlah pernah ada kata semacam “Sudah dapat teman baru, teman lama dilupakan.” Ya!