Waktu terus berjalan, sudah hampir
2 bulan aku menjalani hidup sebagai seorang “Mahasiswa”, yang jujur saja,
hingga sekarang waktuku masih cukup banyak kugunakan untuk melalaikan
tugas-tugas, yang kemudian menyulitkanku sendiri di hari pengumpulannya. Sepertinya
aku harus meluruskan diriku kembali ke jalan dimana tekad ku bulat untuk
melakukan yang terbaik di Unesa, atau mungkin aku memang masih butuh waktu
untuk terbiasa dengan kegiatan perkuliahan.
Yang ingin ku ungkapkan kali ini
bukanlah lagi masalah “mimpi” dan sebagainya. Aku hanya merasa, semakin sedikit
waktu yang bisa ku gunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan “kawan
lama”, walaupun aku tidak terkejut dengan hal ini, hanya saja, ini jauh lebih
parah daripada peralihan kesibukanku seperti dari SMP ke SMA. Sebenarnya sudah
bisa di tebak akan jadi seperti apa nantinya, karena pada saat ospek pertama
pun, aku benar-benar sibuk, dan hampir tak sempat membuka handphone. Apabila
aku sempat membukanya pun hanyalah untuk mengecek apa yang sedang terjadi,
bukan untuk bercanda gurau, termenung dan memandangi semua media sosialku. Hal
yang sama-pun diungkapkan teman sekelasku saat ini.
“Sudah dapat teman baru, teman lama
dilupakan.”
Aku nggak pernah mau mendapatkan
title seperti itu. Dari SD ke SMP, SMP ke SMA, aku tidak pernah melupakan siapa
yang berada bersamaku sebelumnya. Walaupun aku memiliki banyak teman baru, aku
tidak ingin lupa, dan aku akan selalu menegur sapa melalui media sosial,
menanyakan kabar, bahkan bisa dibilang akulah yang paling sering mengajak
berkumpul untuk melepas rindu. Tapi saat ini benar-benar berbeda. Bisa pulang
dibawah jam 6 pada saat kuliah adalah hal yang paling aku legakan. Aku bisa beristirahat, atau mengerjakan
tugas-tugas, dan melakukan aktifitas dengan sedikit santai. Walaupun begitu
sedikit untukku mempunyai waktu yang cukup lama untuk kuhabiskan untuk sekedar
chatting, bersantai-santai dikasur dengan handphone hingga tertidur.
Jangankan Sahabat terdekatku di SD,
atau SMP, sahabat terdekatku yang baru saja berpisah dengan ku beberapa bulan
yang lalu (SMK) bahkan tidak mendapatkan waktu untuk berbicara banyak denganku
meskipun hanya lewat chatting. Dan aku memang menyadari balasan yang ku kirim
kepada mereka bukanlah balasan hangat seperti dulu, aku membalasnya singkat,
aku hanya menyempatkan untuk menjawab, padahal sebenarnya aku sedang sibuk
dengan tugasku, dan itu menyebabkan perasaan seperti “Aku sedang sibuk, jangan
ganggu”.
Aku sedang benar-benar sibuk, dan
yang mengerti kesibukanku hanyalah mereka yang berada bersamaku sekarang, yang
sekarang menjadi teman dekatku, yang foto-fotonya sering ku upload di
Instagram, yang mungkin terkesan pamer seperti “Ini lo, temen-temen baru ku”.
Padahal kalaupun kalian, sahabat-sahabatku terdahulu, memiliki teman baru atau
sahabat baru di tempat yang baru pun bukan masalah bagiku. Justru menurutku
dimanapun aku berada, aku harus memiliki teman dekat, yang tak membuatku merasa
sendirian, yang menginginkan kehadiranku.
Sempat terbayang di benakku, apakah
di tempat kerja itu sulit untuk mendapatkan teman dekat? Meskipun aku sendiri
sudah mendapatkan pengalaman berada di dunia kerja, tapi aku juga pasti
mendapatkan sahabat di dunia kerja. Orang yang mau berbagi keluh kesah dan
bahagia. Aku juga pernah merasakan lelah, lelah dengan tempat ku yang baru, dan
belum ada yang bisa kupercaya, atau situasi kondisi yang lainnya, dan
menginginkan untuk berbagi cerita kepada teman lamaku yang lebih mengerti aku,
aku tau bagaimana rasanya. Tapi aku tidak bisa terus menerus seperti itu, aku
pasti akan menemukan seseorang untuk mendengarkan ceritaku, meskipun orang
tersebut belum 100% kupercaya, tapi aku memiliki satu pegangan dalam menentukan
siapa yang akan menjadi teman baik, yaitu dia yang apabila ku bagi ceritaku
akan ikut membagi ceritanya bahkan rahasianya.
Yah, bagaimanapun keadaannya aku
bukan seseorang yang sempurna, pasti punya sisi yang kurang disukai oleh orang
lain. Yang penting aku berjuang semampuku, tak masalah kalau harus sedikit
dibenci karena terlalu sibuk, aku juga punya masalahku sendiri, aku juga harus
berjuang dengan jalanku sendiri, nggak selamanya bisa membantu orang lain, apalagi teman
lamaku dengan jarak yang cukup terpisah, kecuali yang sekarang kutemui setiap
hari, yang akan terus bersamaku 4 tahun kedepan ini yang pastinya akan sangat
dan benar-benar mengerti apasaja yang ku lakukan selama ini, dan menjadi saksi
kesuksesanku nanti.
Untuk teman-teman lamaku, tidakkah
kalian berpikir bahwa akan lebih menyenangkan apabila kita terpisah lebih lama
lagi, entah itu 5 tahun, ataupun 10 tahun, dan ketika bertemu nanti kita semua
sudah bisa membawa uang hasil jerih payah kita sendiri dan berbagi cerita
tentang kesuksesan? Aku nggak akan pernah lupa, walaupun aku senang dengan
teman-teman yang baru, tapi kalian memiliki cerita tersendiri, dan sekarangpun
aku sedang membangun sebuah cerita dengan teman-temanku yang baru, berjuang
bersama, mendukung satu sama lain, mau tak mau aku menjadi benar-benar dekat
dengan mereka, dan tak butuh waktu lama mereka juga menjadi berharga untukku.
Kuliah atau pun kerja, aku akan
terus mendukung kalian, seperti kalian selalu mendukungku di saat SMK dulu. Dan
akan terus seperti itu. Jadi janganlah pernah ada kata semacam “Sudah dapat
teman baru, teman lama dilupakan.” Ya!